Kenapa Rambut Ga Bersih Ketika Shampoan ?

Gue ga ingat kapan persisnya, ketika dulu Gue mengalami ketakutan ketika akan melakukan kegiatan ‘shampo’-an (menyuci rambut). Di mana ketika harus menutup mata ketika akan membasuh shampo dari rambut, sekelibat bayangan mengerikan melintas di kepala. Bagi Gue dulu sewaktu kecil, ada tiga bayangan yang sering terlintas.

  1. Laut luas yang ga kelihatan dasarnya

2. Jembatan yang tinggi banget

3. Hantu

Ada mungkin belasan tahun kemudian baru tersadar bahwa ga cuma diri ini yang mengalami hal tersebut. Ketika melihat video pendek (semacam vines ya waktu dulu) tentang orang memparodikan dirinya sedang mencuci rambut dan ketika menutup mata langsung dilanda ketakutan karena terbayang hantu. Persis sekali dengan yang waktu kecil Gue hadapin.

Ga heran, rambut pas kecil susah bersihnya karena bilasnya asal-asalan karena ketakutan. Cibiran favorit tanteku setiap Gue waktu bocil selesai mandi adalah : “Mandi apaan begitu ? Itu punggungnya masih kering !!” dan berujung dengan istilah rumah tangga seperti “mandi capung” atau “mandi ayam”.

Jujur sampai detik ini Gue belum nemu jurnal atau artikel ilmiah yang membahas fenomena tersebut, walaupun Gue yakin pasti sudah ada penelitian tentang hal itu karena kejadiannya menimpa banyak orang (bukan kasus one in a million). Cuma setelah mencoba berbagai keyword, paling banter yang kutemukan adalah thread orang-orang di Quora yang membahas sebatas pengalaman diri dan asumsi sederhana.

Well, dengan kesotoy-an diri ini, Gue sendiri punya pendapat ala-ala ilmuwan berbekal gelar S.Fb (Sarjana Facebook) :

Ketika mandi kita yang ‘telanjang’ berada dalam posisi mental yang ‘vulnerable’ atau rapuh. Merasa powerless tanpa kita sadari karena ketelanjangan kita itu. Juga ditambah air yang membasahi kita dan membuat kita merasa ‘dingin’ dan semakin ‘rentan’ dengan persaan tak berdaya. Sehingga ketika kita menutup mata di waktu yang singkat itu, otak kita mewujudkan ketakutan-ketakutan kita di kepala. Tentu saja ini dirangsang oleh kebiasaan lain seperti menonton film horror atau mendengar cerita-cerita menyeramkan. Thats why pas kecil di saat otak kita masih proses bertumbuh mudah merasakan ketakutan seperti itu

wow i have never seen so much bullshit - spongebob rainbow | Meme Generator

Anjas emang bacot sekali.

Untung saja beranjak dewasa seiring bertumbuhnya kapasitas mental, ketakutan itu ga lagi menggigit. Bagiku ketakutan yang luntur duluan adalah bayangan terkait makhluk astral yang dulu menghantui masa kecil (Thanks to film Di Sini Ada Setan dan CerMis setiap rabu malam). Mungkin karena kenyataan ternyata lebih menakutkan dibanding bayangan di kepala kaliya ?
Bahwa saldo atm bisa lebih menakutkan dibanding bayangan kunti. Membayar tagihan kredit lebih menyeramkan dibanding bayangan di kepala.

Khusus untuk ketakutakan terhadap laut dalam butuh waktu hingga tamat kuliah baru bisa teratasi. Ketika pertama kalinya snorkeling di Gili Trawangan di April 2019. Jujur Gue sendiri bingung kenapa dulu sungguh antusias padahal udah ketakutan setengah mati ketika dibawa kapal ke tengah laut. Kadang mikir apa ada bawaan masokis apa begimana dalam diri ini.

Udah ga jago berenang, snorkelingnya langsung yang beneran ke laut agak dalaman lagi.

Pertama kalinya di situ Gue berkenalan dengan pelampung si penyelamat jiwa. Bayangkan benda seringkih itu bisa membuat kita tetap terombang-ambing di laut dengan aman tanpa takut tenggelam. Well, Gue ingat banget pertama kali pakai pelampung dan terjun di laut gili trawangan. Memang dasar amartir, ternyata tali pelampungnya ga diikat dengan baik dan jadi lepas setengah.

Udah gitu, ketika yang lain belum lompat turun, udah inisiatif sok berani turun duluan. Berujung dengan Gue yang baru nyebur tapi gabisa bergerak karena kalo mencoba bergerak, setengah tubuh yang ga ke tutup pelampung jadi tenggelam. Sekejap aja, Gue udah kebawa ombak ke tengah laut, menjauhi laut yang tadinya masih jernih, menuju tengah laut yang dasarnya ga kelihatan.

Mungkin ada sepuluh menit kali ya, Gue terapung sendirian ke tengah lautan. Teman-teman lain sibuk sendiri dan Gue pengen nangis karena kok kagak ada yang sadar Gue udah hanyut. Apa mereka pikir Gue pro swimmer kali ya jadi langsung pengen melalangbuana ke tengah samudra ???!

Tapi ternyata di saat Gue sedang diantara hidup dan mati (anjir hiperbola), ada iphone teman yang tenggelam begitu nyemplung, jadi sibuk mencari itu handphone di dasar laut. Yes, frankly speaking, iphone >> nyawa temen lo.

Untungnya setelah beberapa saat (setelah iphone-nya ketemu T.T), temanku ngeh kenapa pula Gue cosplay tai mengambang ke tengah laut. Akhirnya Gue diselamatkan oleh temen dan kru kapal yang berenang menjemputku dan pelampungku diikatkan dengan baik oleh kru kapal yang beberapa kali nyaris mati karena Gue dorong kepalanya ke dalam laut karena dalam proses benerin pelampung Gue, otomatis tubuh Gue kayak kelepas gitu dari pelampung jadi mau gamau Gue harus berpegang ke bahu doi.

Trauma ? Lucunya sih kagak. Malah di situ Gue semakin percaya dengan pelampung. Bayangkan setengah terbuka tapi bisa menahan beban tubuh lo tetap melayang dan gak tenggelam. Gue jadi semakinpenasaran dan memberanikan diri ingin mengalahkan ketakutan terhadap lautan yang dulu tuh menghantui sekali. I can say, untuk first time, i really enjoyed it.

Beberapa kali sejak itu, Gue mulai snorkeling lagi, baik di Bali maupun di Labuan Bajo. Ga takut lagi selama ada pelampung yang menempel di tubuh.

Selanjutnya, ketinggian adalah PR besar lainnya. Gue yang tipe yang saking lebaynya kalau naik lift terus ada kaca keluar gedung bisa gemetaran sendiri. Di 2019 juga Gue berhasil mengatasi sedikit banyak ketakutan ini. Tepatnya waktu Gue lagi menjalankan latihan dasar militer di barak tentara sebagai syarat diklat di pekerjaan.

Ada satu hari di mana kita diberikan kesempatan mencoba melakukan latihan mountaineering dengan wall climbing yang ada di barak. Tingginya biasanya berkisar 15-20 meter (kalo gasalah). Latihan ini ya seperti namanya ditujukan untuk melatih mental dan ketangkasan prajurit (tentara) untuk melewati medan-medan ketinggian.

Dari hari pertama Gue tahu akan melakukan itu, Gue keringat dingin setiap melihat wall climbing megah di pojok lapangan. Ga kebayang seramnya. Di Hari H, karena ini latihan dasar yang sifatnya untuk umum dan bukan mendidik kita sebagai tentara beneran, bagi yang punya ketakutan berlebihan terhadap ketinggian gak dipaksa untuk ikut. Tapi Gue entah kenapa hari itu bertekad, Gue harus melakukannya.

Dan Gue jadi orang pertama di angkatan Gue waktu itu yang melakukannya. Naik ke atas titik lompat aja udah seremin banget. Sampai atas rasanya nyawa Gue ketarik sama gravitasi di bawah. Kaki rasanya udah kayak jelly dan susah digerakkan. But in the end, i made it.

Danyonif Raider 514 Kostrad Asah Keberanian Dan Mental Prajurit Dengan  Latihan Mountaineering | WEBSITE TENTARA NASIONAL INDONESIA

Buat beberapa orang mungkin this kind of things gak ada menakutkannya sama sekali. Ya tapi kan sama kayak preferensi kita yang beda-beda, masalah kita juga beda coyyyy !

Sejak saat itu, ketakutan Gue mulai meluntur. Rasa takut masih ada tapi ga sekuat dulu. Kayak lagu Kelly Clarkson “What doesnt kill you make you stronger” Ea.

Tukul Eaa GIF - Tukul Eaa Pemirsa - Discover & Share GIFs

Kalau sekarang sih rambut udah lumayan bersih lah ya. Dekilnya ya paling waktu weekend ketika leyeh-leyeh day dan gak ada emak yang marahin kita kalau ga mandi seharian.

Ketakutan itu berat di rasa takutnya daripada masalahnya itu sendiri. Mencoba menghadapinya pun ga semerta-merta menghilangkannya sepenuhnya. Gue suka dengan apa yang ditulis Neil Gaiman (one of my fav author) di novel bestseller-nya Coraline :

When you are scared, but you do it anyway, that’s brave.”
(Ketika lo takut, tapi tetep lo lakuin, itulah keberanian)

Neil Gaiman

Berani bukan berarti scare-free atau bebas dari ketakutan. Berani adalah sikap kita untuk tetap melakukan sesuatu, walaupun itu betul-betul menakuti kita.

Well, c u on the next post ^^

Penulis: A/z

A mild Arian. Strolling around in tx office, and sometimes, in my own messy mind. Catch me up on ig : @aendreii

Tinggalkan komentar