10 ALASAN KENAPA KAMU HARUS MEMILIH STAN

well.. postingan kali ini ‘mainstream‘ abis kalo lihat dari judulnya. Seperti headline berita-berita web kekinian. Tapi ya, mana tahu untuk kamu-kamu yang ingin mendaftar kampus ini atau juga kamu yang sekedar kepo atau have no lyfe jadi gabut (wakakak) silahkan membacanya dengan seksama. Oiya, soal tetek-bengek kampus PKN STAN ini kampus apa, lo bisa googling dah spesifik formalnya.

wait… emang ada yang ga tahu kampus PKN STAN ? *IntonasiMbaMbaDiIklanSemprotNyamuk*

HAHA. Daripada introduksinya meleber kemana-mana, lets see… 10 alasan, versi Gue tentunya, Kenapa lo harus memilih Kampus PKN STAN. (Karena ini versi Gue, jangan heran kalo jadi extreme gak mainstream lagi #Sadesss)

DISCLAIMER : Postingan ini berdasarkan pandangan penulis semata. Daripada masang wajah serius dan berkerut, lebih baik menarik napas dan menghembuskannya perlahan sebelum melanjutkan membaca.

1. Nyenengin Orangtua

Jadi waktu itu sedang Ospek kampus (Namanya DINAMIKA), dan seorang pembicara yang adalah alumni STAN, tapi dia sekarang adalah motivator, mengajukan sebuah pertanyaan :

“Nah.. di tempat ini siapa yang masuk sini datang karena di ‘suruh’ sama orangtuanya ?”

Deg-deg.

Gue pikir pasti kebanyakan kemauan sendirilah, kayak temen gue yang udah mupeng sejak SMA kelas 2. Tahu-tahunya, tangan-tangan mulai mengancung. Yap, ribuan tangan. HAHA. Kebanyakan memang anak-anak yang masuk PKN STAN adalah yang dulunya ‘terpaksa’. Entah karena gengsi ga diterima di kampus PTN idamannya yang lain, hingga yang paling cliche karena disuruh mamak. Tapi jangan salah, banyak juga loh yang ninggalin kampusnya yang lama demi kampus yang satu ini #ea #notubir.

“Tapi pasti pas di wawancara kemarin, ditanya alasan masuk STAN, alasannya mulia semua.. gada tuh yang ngaku disuruh orangtuanya.” Lanjut sang motivator membuka aib.

well.. Sang Motivator sukses memecah ketegangan kami waktu itu. Tapi soal ‘terpaksa’ thing ini, banyak kok yang akhirnya merasa bersyukur karena telah ‘dipaksa’ entah oleh orangtua atau karena keadaan. Dan ada juga yang akhirnya memilih mengejar passion-nya di tempat lain.

well.. untuk kamu yang juga merasa ‘terpaksa’, kenali diri dulu baik-baik, jika memang kamu punya sebuah passion yang menurut kamu gak akan bisa kamu raih di kampus ini, dan kamu merasa yakin banget kamu akan menderita kek tokoh utama sinetron yang kerjanya mewek kalo kamu kuliah dikampus ini… (lebaynya).. you better choose ur own path. Orangtua kamu pasti lebih senang jika anaknya menghidupi pilihan yang gak membuatnya menyesal. Tapi kalau kamu seperti aku, yang sebenarnya masih no idea atau berbasis ketakutan semata.. well… jangan mau dikalahin sama perasaan !

2. UASnya berasa USM

Buat kamu yang mencintai tantangan, mendamba rasa deg-degan yang mengalahkan rasa jatuh hati, keringat bercucuran, kemudian mata memutih (lah).

Yap, bukan rahasia perusahaan lagi bahwa DO a.k.a DROP OUT seperti shinigami yang menghantui mahasiswa-mahasiswa PKN STAN. Ga jarang melihat anak yang nangis ketika keluar ruangan setelah ujian.. kapan lagi lihat reality show ‘termehek-mehek’.. wakakak.. parah ih gue, malah dibawa bercanda. Yap, tapi memang gabisa dipungkiri, Musim Ujian di STAN (terutama UAS) selalu menjadi musim cerry.. eeh.. maksudnya musim dimana orang secara emosional dan intelektual diperas lebih ekstra dibanding biasanya.

Makanya ada yang bilang “Inilah kampus dimana USMnya gak sekali, tapi berkelanjutan hingga kita lulus..” agak lebay sih, soalnya kita seperti memiliki hak imunitas gitu kalau udah kelas 3, jadi ga ada istilah D.O, tapi ngulang. (Btw USM itu Ujian Saringan Masuk ya, gaes)

well.. lemme tell u.. Kampus ini gak diciptakan untuk mend-DO-kan mahasiswanya secara sengaja (yakali). Tapi standar ‘lulusan kompeten’ memang dipegang oleh kampus ini, sejak dari zaman purbakala. Standarnya pun bukanlah standar imajiner yang kayak di film Divergent dimana kita di tes lewat dunia virtual yang imajiner, no way… standar utamanya ya gak lain dan gak bukan adalah Nilai atau lebih dikenal dengan sebutan Indeks Prestasi (IP). Gak cuma itu sebenarnya, tapi beberapa alasan lain udah pernah gue mention di post yang lain.

Terus kenapa gue masukin alasan ini sebagai kategori alasan untuk memasuki kampus PKN STAN ? Supaya kelihatan thug lifenya ?

wakakaka.. engga gitu.

Tapi, dengan adanya regulasi ‘keras’ ini, gue dan temen-temen disini belajar lebih banyak mengenai how precious the moment isBetapa berharganya momen-momen yang kita lewati. Betapa perlunya menikmati waktu bersama teman, karena kita gak pernah tahu apakah kita masih bisa lihat mereka disemester depan atau engga. Lah jadi baper …

Kita juga belajar betapa sakitnya rasa penyesalan, rasa yang selalu menjadi makanan penutup disetiap momen ‘menyakitkan’. Maka perlu untuk membagi rasa ‘sakit’ itu menjadi serpihan kecil, menjadi potongan yang kita telan hari lepas hari dengan cara belajar, mengalahkan rasa ngantuk untuk menyicil materi, apapun itu agar kita tidak keteteran diakhir dan harus menelan seluruh rasa sakit itu bulat-bulat.

Dan kemudian kita tersadar betapa pentingnya menjaga fokus. Betapa berharganya telepon dari orangtua yang berkata “udah lakuin yang terbaik.. sisanya kita berdoa, jangan terlalu memaksakan diri.“. Betapa kita dibawa untuk kembali paham, apa alasan kita untuk tetap berjuang dan tetap bertahan hingga titik darah penghabisan.

3. Gayus Pernah Ngampus Di Sini

Wakwaw. Setelah berbaperan di poin sebelumnya, mari membahas yang satu ini.

Tahukan sosok Gayus ? Yang nge-pop banget di tahun 2010-an. Jika kamu tidak tahu, one simply advice : Googling it.

Label “Kampus pencetak koruptor” bahkan sempat menjadi sterotip kampus PKN STAN di era itu.

Untitled
“What happened on google, stay on google..”

Bahkan waktu dulu awal-awal tingkat satu, seseorang kakak tingkat yang sudah lulus dan kemudian menyambung kuliahnya lagi di STAN pernah berkata bahwa temannya mengirimnya sebuah pesan,

“Woy… kirim salam ya.. buat gayus-gayus yang ada disana..”

Wah.. minta di sulap tuh orang. Padahal statement dan sterotip ‘keras’ seperti itu sama dengan istilahnya kita membuang baskom bekas memandikan bayi, sekaligus bayi yang ada didalamnya, alias njomplak  ! Yang benar, kita ambil bayinya dan buang air kotornya. Begitu juga dengan fenomena ‘gayus’ yang pernah terjadi, simpan kampusnya, dan buang ‘gayus’nya (ke penjara).

Tapi itulah menjadi alasan lain kenapa kampus ini menjadi begitu menarik. Karena jika kejahatan korupsi si Gayus membuat kita terheran-heran bagaimana dia bisa mengubah alur sana sini tanpa ketahuan, kampus yang sama, juga menghasilkan orang-orang hebat. Mungkin media kian menyorot si hebat yang menyimpang alias villainnya.. tapi tidak menyorot banyak sosok hebat yang bekerja disisi kebaikan yang juga berasal dari kampus yang sama. well.. lo bisa googling.. tapi gue masih ingat sewaktu dinamika dulu ada penyuluhan tentang KPK, dan melihat bahwa para auditor yang menjadi pendeteksi kecurangan-kecurangan perpajakan di KPK pun berasal dari kampus PKN STAN.

pendapat mba kompas
-Oleh @Maharsiana, via Kompasiana.com “Mengenal Kampus STAN, Almamater Gayus Tambunan.”

Bukankah radiasi meteor yang sama, yang mengubah Reed Richard dkk menjadi manusia super yang terkenal (Fantastic Four), juga mengubah Doctor Doom menjadi manusia super ? Tapi endingnya Reed Richard dkk menggunakan kekuatan mereka untuk memerangi kejahatan sedangkan Dr.Doom dengan kekuatan supernya menjadi monster yang tamak kekuasaan.

Yap, its back to your own choices, isnt it ?  which side u stand for ?

Btw tentang korupsi-thing yang gue dapetin di kampus PKN STAN, lo bisa baca disini.

4. Ada Liburan Bersama Tentara

tumblr_m9sfgfhboo1qju9x9o1_400
well, gak berhenti di 2009.. now its like tradition for every generation. Cr : fuckyesstan.tumblr

Pertama kali waktu gue nulis judul poin ini, gue langsung mikir “ini penting gak sih ?”

Lah gue baru inget, dari tadi emang yang gue tulis penting semua ?

wakakak..

Jadi yap, kampus PKN STAN begitu peduli dengan mahasiswanya yang mukanya (kata kakak kelas dulu) pada mirip kalkulator semua karena sibuk mikirin nilai. Saking pedulinya mereka memfasilitasi mahasiswa dengan berbagai macam paket liburan yang mengesankan untuk setiap mahasiswanya.

Begitu mengesankan sehingga setiap mahasiswa pasti memasukkan pengalaman itu dalam list unforgettable momentnya.

Liburan itu bernama Capbul, pake p loh ya, akronim dari Capacity Building.

Yap seperti namanya, it builds ur capacity. Jangan tanya detailnya deh, japri aja kalo mau tau *elah modus*.

Yang penting kalo misalnya liburan ini ada pamflet iklannya isinya seperti “disediakan makanan bergizi, enak, dan banyak.” juga “mandi lulur lumpur alami.” atau “kapan lagi bisa berjemur bersama teman teman ?”

#yha

Tapi bener deh Capbul itu sukses mengajari lo banyak hal, selain bahwa hidung manusia begitu adaptable dengan bebauan apapun itu, juga tentang betapa pentingnya bersyukur. Ea, mulai speechy lagi nih. yowes poin ini tak akhiri..

5. Nyenengin Calon Mertua

anak-pkn-stan-idaman-mertua-1
comot dari blog : lutfilhope.wordpress.com

Yha.. ini mah tagline mahasiswa tiap angkatan demi angkatan. ‘Kampus idaman mertua’ julukannya. Katanya sih, ayahnya si doi yang kalo galaknya kumat lebih nakutin dari bulldog, bisa jadi baik hati dan lembut tutur kalau kita jawab pertanyaan “Kamu kuliah dimana ?” dengan jawaban “Di STAN, pak.”

Wah.. tapi boro-boro nyenengin calon mertua, calon doi aja gapunya. *Cry in Spanish*

HAHA, jangan baper deh. Ingat sekali lagi, bahwa bukan kampus yang menentukan kesuksesanmu, tapi kamu (iya kamu). Masa depan kita gak terikat “ayo cari pacar.” “biar bisa kawin.” “terus punya anak.” “terus tua” “terus dikubur karena udah waktunya”. Okelah mungkin itu adalah checkpoint yang akan kita hadapi nantinya, tapi hidup tidak se-simple berputar disana.

Gaperlu jadi jomblo kurang kasih sayang yang dikit-dikit galau, ada celah sedikit modusin, lah … si doi mah kabur kalo gitu, kalo kerjaan kamu modusin orang. #PenasihatCinta

Ya intinya, gimana kalau melatih diri untuk menjadi dewasa terlebih dahulu ? Belajar dalam segala hal, menciptakan memori yang indah bersama teman, menjaga akademis agar tidak keteteran, menemukan arti hidup kita, menggali potensi diri dan mengembangkannya, dan paling penting, menjaga spiritualitas kita untuk tetap bertumbuh. Karena akhirnya, Pencipta kita yang menjadi sumber kehidupan setiap kita kan ya..

6. Bisa Boci loh

Beberapa kampus, mahasiswanya mengenal ‘tidur siang’ sebagai sebuah daydream, atau angan yang susah untuk diraih.

Tapi di STAN, lo masih bisa tidur siang. Ya ga setiap hari juga… tapi lebih ‘banyak’lah dibanding temen-temen lo yang kuliah di kampus lain (menurut survey).

Dengan komposisi tugas yang gak terlalu banyak (gajuga sih), kita masih punya banyak waktu untuk diluangkan. see ? thats why Gue bilang di poin ke 2, bahwa regulasi kampus ini gak pernah mendukung setiap siswanya untuk DO. Kebalikannya malah. Cuma ya itu tadi, waktu kosong bisa menjadi kekuatan jika kita gunain dengan baik atau malah membunuh kita jika kita gunain untuk hal-hal yang malah negatif buat diri kita.

Makanya jadwal futsal anak STAN itu memadai banget, apalagi di kampus ini kita pakai sistem kelas. Ya, gapapa lo mau main game atau futsal, nonton berjubel episode drakor atau tv series, its your choices. Tapi ingat, setiap pilihan punya konsekuensinya.

Dosen AKM gue semester lalu bilang, “Coba deh luangin waktu kamu yang kamu gunain untuk internetan (name it, stalking ? youtube-ing ? etc..), 20 menit aja, untuk baca materi pelajaran setiap hari.” Dan gue sadar, kalo misalnya gue udah di kos yang berwi-fi, dan mulai internetan, 2 jam sama sekali ga kerasa.

Padahal banyak banget hal produktif yang bisa kita lakuin. Gak usah deh belajar mulu, stress juga kan ya, tapi kita bisa eksplore hobi kita, kalo lo bilang hobi lo futsal atau nge game atau nonton tv series… well… its okay.. tapi bukankah lebih baik lagi kalau kita juga menggali potensi produktif dalam diri kita ? Seperti membaca buku, belajar photoshop (kita bisa nonton tutorialnya via youtube kan ya), ikut organisasi, nulis buat lo yang suka nulis… gue yakin lo bisa temuin hal-hal positif untuk dilakuin. Believe me, its worthed.

“Akan jadi perbedaan yang sangat besar, ketika kamu masuk kuliah tanpa baca materi itu sebelumnya, atau kamu sudah baca 10-20 menit, walaupun kamu belum paham sepenuhnya.”  Tekan Ibu itu.

Yap, ini gaberlaku buat di STAN doang, its universalpilihan kita, mau spending  waktu kita , atau malah wasting setiap menit kita. 

Jadi gue ganti title poinnya jadi begini :

6. Bisa EKSPLOR POTENSI  dengan FREE TIME yang ada !

7. Unity in Diversity

*Awal Masuk Tingkat 1*

Temen : “Ndre, lu dari mana ?”

Gue : “Dari tadi.”

#Kenabacok.

Gue : “Dari batam..”

Temen : “Ohhh…. Batam di kalimantan kan ya ?”

………

Well.. Di kampus ini lo bakal temuin berbagai etnis dan budaya.Berhubung Kampus STAN memang membuka USM di berbagai daerah di Indonesia. Maka kita bakal ketemu mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia (udah kek taman mini aja euy). Disini lo bakal nemuin bahwa begitu banyak pengalaman untuk didengarkan. Begitu kaya budaya untuk dipelajari. Berbagai bahasa slank daerah pun disini bercampur-campur.

Gue : “We, ambilin pipetlah.” (Waktu lagi makan di resto bareng konkawan)

Temen-temen : “What…” *Krik.Krik.Krik*

Gue : “Sedotan maksud gue, hehe..”

Temen-temen : “hehe..”

Nah itu contohnya. Lo juga bakal punya kesempatan nyicipin oleh-oleh khas daerah yang akan dibawa sama anak kelas waktu selesai liburan. Seru deh, seperti misalnya setiap gue bilang gue dari Batam, kebanyakan orang bakal nyerocos, “berarti dekat sama singapur dong ? sering main ke sana berarti ?” kalo Singapura (baca: Singapur) yang dimaksud singgah di dapur, ya setiap hari. Atau kalo misalnya kayak temen dari Lombok, kita pasti pada bilang, “Ih enak banget ! Pantainya disana bagus-bagus kan ya…”

Yap, intinya, lo bisa dapet temen dari seluruh Indonesia. Widih, menggiurkan sekali bukan ?

8. Liburan Kita Beda Sendiri

tumblr_lwcam1xXNR1qju9x9o1_400
credit to fuckyesstan.tumblr.com

Bukan hanya ga bareng, liburan kita ga sepanjang kampus lain. at least ada liburnya kan. Lagian sebenarnya lo kan masih bisa ketemuan pas Lebaran.

Tapi ini salah satu alasan juga loh kenapa kita harus masuk kampus STAN.

wait… why ?

Karena dengan liburnya ga barengan, kamu mau gak mau kalo pulang kerumah bakalan dengan keluarga. Memang sedih sih, kita jadi jarang meet-up dengan teman SMA kita dulu, tapi ambil positifnya aja. Kita juga bisa liburan bersama temen-temen sekampus ke tempat wisata (name it, pantai ? gunung? dll..) dan menemukan bahwa tempat wisata itu gak rame karena minggu libur kita bukan minggu yang mainstream #IntrovertBangetYha

Lagian, tenang deh, kalo soal temen, Gue suka dengan quotes ala-ala yang bunyinya:

“good friends are like stars you don’t always see them but you know they are there.” -Cristy Evans

Iya, mungkin lo jarang ketemu sama temen lo gara-gara masalah waktu, tapi itu adalah proses pendewasaan juga. Dimana lo sadar, bahwa setiap orang, seiring beranjaknya waktu, akan memiliki kesibukannya sendiri-sendiri. Walau agak ngenes sih, apalagi kalau misalnya temen se-geng lo pada meet-up, terus mereka unggah foto, dan dengan sengaja nge-tag lu juga. BHAHA, i know how it feels.

Oiya, sering loh anak STAN yang waktu libur, main ke tempat teman SMA-nya. Jadi kayak lo ngunjungin mereka yang sedang kuliah. Ga ngerepotin kok asal lo-nya temen baik. Tapi kalo cuma kenal doang mah, parasit euy. Positifnya lo bisa kenal dengan kampus mereka (alias numpang foto), juga di tour kan gratis sama mereka disekitaran kota itu.

9. Gratis

Ini mengapa ‘nyenengin orangtua’ terasa kentara sekali. Soalnya di Kampus ini gak ada istilah bayar UKT atau apapun itu. Gak jadi beban kan ya.

Tapi alasan ini juga sering membuat mahasiswa terlena. Jadi ‘kurang’ menghargai pendidikan akademis yang disediakan karena ga ngeluarin biaya. Well… ini juga alasan kenapa STAN memegang standar yang tinggi untuk kelulusan mahasiswanya, bukan karena gratis. Tapi karena TIDAK GRATIS. Gada sesuatu yang benar-benar gratis, kita jadi mahasiswa disini tetap membayar, tapi kewajiban membayar kita diambil alih oleh masyarakat.

Yap, setiap peser yang digunakan untuk mendidik kita di PKN STAN berasal dari uang rakyat. Itu mengapa begitu ‘berat’ beban moral yang kita pikul. Tapi daripada melihat sebagai beban, lihatlah bahwa ini sebuah ‘kehormatan’, dipercaya masyarakat agar ketika lulus kelak, kita bisa memberikan sumbangsih dan pengabdian yang nyata kepada masyarakat #Eaa.

10. Kampusnya Mantan Anak IPA

Terlalu meng-generalisasi sih, karena faktanya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini tentu saja memiliki anak-anak yang memang basis IPS dulunya. Tapi, tahukah bahwa 85% mahasiswa PKN STAN dulunya adalah anak IPA di SMA-nya ?

Mengingat fakta bahwa kampus ini mata kuliah utamanya Akuntansi, banyak anak IPA yang takut jika masuk dan tidak bisa mengikuti pelajaran.

Well… Selama 4 Semester di Kampus ini, ketakutan itu gak menjadi nyata. Waktu tingkat 1, kita benar-benar belajar akuntansi dari nol. Jadi gaperlu takut karena latar belakang SMA yang jurusan IPA. Mungkin juga ada yang berkata, “berarti sia-sia dong tiga tahun belajar IPA, kalau ujung-ujungnya belajar Akuntansi juga.”

Nope. Gak pernah ada yang sia-sia. Bahkan faktanya, cara belajar anak IPA yang cenderung lebih menyelesaikan problem soal, juga terbiasa dengan tekanan untuk belajar keras, membantu kita untuk lebih memahami akuntansi. Belum lagi di STAN, kita mengenyam pendidikan diploma, bukan strata. Jadi lebih banyak ke penerapan langsung seperti menyelesaikan problem, dibanding berkutat dengan asal muasal teori-teori akuntansi yang kita pelajari.

Yap. Itu tadi ke-10 alasan Kenapa harus PKN STAN versi gue. Terimakasih sudah menyempatkan membaca ^^

Jangan lupa like, share and subscribe ya ! (loh).

Hope your days going well and your ways going right.

See u on the next post ^^