#6 Jangan Lupa Cuci Muka

Yep, thats how bad thoughts work. Pikiran buruk membuat kita melupakan berbagai hal-hal baik yang kita miliki saat ini.

Pernah dengar gak istilah Happy Amygdala ?

Gue harap sih engga ya, biar kayaknya gak sia-sia gitu lo baca tulisan ini. Dan biar pembuka tulisan ini terlihat cerdas gitu.

Akakaka, and yep, thats how u ruined ur own ‘terlihat-pintar’ writing.

Yes, Amigdala bukanlah jenis makanan, melainkan adalah bagian otak. Yang setelah Gue pikir, well ofc it’s such a food if you’re a zombie, right ?

Berbagai emosi yang kita rasakan dipercaya oleh para ahli dikelola oleh bagian otak kita yaitu si Amigdala ini. Nah, dalam penelitian yang dilakukan William Cunningham dan Alexander Todorov dan rekan-rekannya ditemukan bahwa kebanyakan Amigdala yang dimiliki oleh manusia, lebih cenderung merespon hal negatif daripada hal positif. (Btw, artikelnya bisa dibaca di sini).

Ada yang bilang bahwa hal ini merupakan turunan yang kita dapat dari nenek moyang kita. Di mana dulu, ketika harus bertahan hidup di alam liar, otak manusia (khususnya Amigdala) memfokuskan perhatian ke hal-hal negatif yang dianggap ‘berbahaya’ dan patut untuk diwaspadai.

Sedikit korelasinya, itu mengapa tautan berita yang memuat tentang perselingkuhan lebih banyak diklik daripada berita bahagia. Kita cenderung berhenti scrolling ketika melihat judul berita yang negatif, daripada melihat tulisan pepatah positif yang menguatkan hati (the power of clickbait, huh ?).

8 Judul Berita Nyeleneh di Koran, Bikin Enggak Kuat Menahan Tawa - Citizen6  Liputan6.com
AKAKAKAKKAKA THE F ???

Well Gue mau cerita dikit soal masa lalu. Dulu (sewaktu SMA) Gue terbilang mulus wajahnya dan Gue bangga karena jarang cuci muka tapi jerawat ga pernah singgah. Sampai suatu saat di masa kuliah, Gue jerawatan dan somehow dalam waktu beberapa bulan, disebabkan kesoktahuan dan ketidakpedulian tingkat tinggi, jerawat yang tadinya kecil menjadi memenuhi satu muka.

Before
Artis-artis apa yg jerawatan ?

Acnes monica šŸ˜‰
Orang-orang Glow up, Gue glow down WKWKWK

Foto di atas waktu kelas dua SMA, sedangkan dua foto di bawahnya adalah sewaktu lulus kuliah. HAHAHAHA.

Di saat yang sama, berat badan gue juga naik. Kebiasaan makan makanan ga sehat dan manajemen stres yang payah jadi faktor utama yang menyebabkan jerawat Gue makin parah dan berat badan Gue semakin naik. Walaupun sebenarnya masih ga jauh-jauh amat dari berat ideal, tapi karena meningkat dengan sangat cepat (dari yang underweight jadi overweight), mau gamau orang-orang di sekeliling Gue jadi notice perubahannya.

Saat itu, Gue termasuk orang yang bodoamat banget sama perkataan orang lain. Di saat orang ke kampus pakai masker saat lagi jerawatan, Gue dengan bodoamatnya ke kampus siang-siang terik tanpa pake sunscreen (dulu belum tahu guys wkwkw) dengan kondisi jerawat merah yang meradang. Yang setelah gue sadari saat ini, mental tersebut lebih ke arah ā€˜bodohā€™ beneran dibanding mental ā€˜bodoamatā€™.

Gue sempat punya masalah terhadap kepercayaan diri Gue sejak SMP dan SMA. Dan di kuliah, thanks God, Gue bisa overcome the trauma. Tapi Gue nyangka menjelang akhir tahun kuliah, Gue harus menghadapi masalah yang sama. Namun kali ini, dengan hal yang lebih parah.

Dinding tembok kebodoamatan yang Gue bangun dengan kerja keras di dunia kuliah ternyata runtuh juga. Ketika di titik (waktu itu kuliah tahun terakhir), banyak teman-teman Gue dari tingkat 1 atau tingkat 2 yang ketika papasan dengan Gue di kampus, berhenti dan dengan ekspresi ga disembunyikan terkejut melihat penampilan Gue, dan hampir selalu diiringi pertanyaan,

ā€œwajah lu kenapa ndreee ??ā€

Dan imagine aja ketika kemana-mana lu pergi, orang-orang bereaksi seperti itu. Ga cuma teman kampus, teman komunitas, teman dekat bahkan keluarga pun. Yang which is, menurut Gue adalah respon yang normal melihat betapa drastisnya perubahan tersebut. Akhirnya, muka tembok Gue ancur cur cur cur. Kalau kata anak sekarang, akhirnya kena mental juga. Lol.

Dan ketika rasa stress bertemu dengan ketidakmampuan mengolahnya, semuanya malah menjadi semakin buruk.

Dan ga main-main, gue alamin hal itu nyaris dua tahun, well bahkan hingga sekarang gue masih struggling dengan masalah jerawat dan overweight tersebut.

Bedanya adalah, saat ini Gue bisa ngelihat ke kaca dan merasa bersyukur dengan kondisi saat ini.

Gue gak bilang overweight dan having acnes itu adalah hal yang baik. Jujurly, Gue juga masih berproses untuk bisa sehat dan membangun pola hidup yang healthy kok. Entah itu dengan menggunakan skincare (well, try me ~), go to gym weekly, mencoba mengurangi junkfood, dsb.

Tapi menerima fakta bahwa kita manusia dan memiliki banyak kekurangan adalah cara kita untuk bisa berubah menjadi lebih baik. Its like, how the hell Gue bisa cari cara menyembuhkan penyakit yang gak Gue ‘tahu’ lebih dahulu.

Parahnya, gak sedikit dari kita yang menggunakan komentar negatif orang lain sebagai bahan bakar untuk berubah. Ya kan ?

Ga munafik, Gue termasuk orang seperti itu dulu. Tapi hal tersebut ternyata merusak hal lain yang jauh lebih esensial dalam diri, yakni, jiwa Gue.

Ketika Gue terbiasa menggunakan opini negatif sebagai bahan bakar untuk bisa berubah, Gue jadi rentan banget dengan perkataaan orang. Ujungnya, Gue mendapati diri Gue menghidupi ekspektasi orang lain dan tenggelam dalam standar sosial yang menjemukan.

Orang-orang gak tahu cerita lengkap dari apa yang sudah kita alami. Mereka gak tahu kenapa kita berada di kondisi seperti ini. Mereka gak tahu betapa kita sedang mencoba berbagai cara untuk mengatasinya. Mereka gak pernah tahu seberapa sulit masalah hidup kita. Komentar yang mereka berikan hanya berdasarkan hal -hal kecil yang mereka lihat secara sekilas dari kehidupan kita.

Jujur Gue berterimakasih dengan diri Gue karena sudah mau berproses sedemikian kerasnya hingga Gue yang dulu ngaca aja ga nafsu, sekarang bisa menyampah di fitur insta-story dengan muka segede gaban memenuhi layar. Titik-titik pula wkwkwkw !

Tentu saja, lagi-lagi semuanya butuh proses.

Gue ingat, ada masanya di awal dunia kerja, Gue lihat foto waktu SMA lalu merasa, ā€œgila gue dulu cakep banget ya..ā€ lalu berujung ke Gue merasa kurang banget ketika Gue bandingkan diri Gue di masa lalu dengan masa kini.

MAN, ITS SUCH A DANGEROUS FEELING. LEMME TELL U WHY !!

Ketika Gue merasa hidup Gue di masa lalu lebih baik dari masa ini, secara ga langsung Gue seperti memberikan statement bahwa kehidupan Gue saat ini adalah kegagalan dibanding kehidupan di masa lalu. Padahal ?

ENGGA begitu !

Semisalnya, emang sih Gue dulu kurusan, tapi teman-teman Gue tahu seberapa jompo Gue saat itu. Seberapa mudahnya Gue masuk angin. Seberapa gampangnya Gue terkena flu dan demam.

Yep, thats how bad thoughts work. Pikiran buruk membuat kita melupakan berbagai hal-hal baik yang kita miliki saat ini.

Gue pernah ada di titik, malas ketemu teman karena merasa jelek. Gue malas ketemu orang karena merasa ga berharga. Akhirnya ? Gue kehilangan banyak kesempatan untuk menikmati masa-masa itu.

Mulan [gif] | Disney lyrics, Mulan, Disney movies

Sebaik apapun Lo, secakep apapun Lo, Lo gabisa nyenangin semua orang. Lo gabisa ngontrol congor orang lain. Apalagi pikiran mereka. Orang cenderung mengomentari dan memperhatikan hal negatif daripada hal positif. Remember Amigdala ?

Paling parah lagi, di saat orang lain menganggap kita ‘cakep’ sekalipun. Ga jarang kita lihat ke cermin dan merasa begitu jelek. Karena bukan soal apa yang orang lain katakan, tapi selalu tentang bagaimana kita menyikapinya.


So, merubah diri sendiri adalah hal yang paling bisa kita lakukan untuk bertahan hidup.

Dan berikut adalah cara yang Gue coba terapkan dua tahun terakhir yang menurut Gue mental-changer banget dalam kehidupan Gue, khususnya tentang cara pandang Gue terhadap diri sendiri.

1. Exfoliate (Eksfoliasi)

Ga cuma kulit wajah butuh eksfoliasi dari sel-sel kulit mati, pikiran kita juga. Kalau kita gunain face cleanser atau clay mask buat mengeksfoliasi kulit mati di wajah kita, maka pikiran punya cleanser-nya sendiri.

Kalau diibaratkan ke pikiran, maka kita perlu ā€˜insightā€™ atau nilai-nilai yang secara aktif menggerus pikiran negatif kita. Bahasa mudahnya adalah mengisi pikiran dengan hal-hal yang benar. Make sense right ? Waktu hal-hal yang baik memenuhi kepala, maka hal-hal buruk gak akan punya tempat dan mau gamau bakalan keluar dari pikiran kita.

Tapi hal benar yang gue maksud di sini adalah : hard truth.

Misalnya, menerima fakta bahwa overweight itu ga baik. Terutama terhadap kesehatan. Obesitas adalah hal yang berbahaya bisa dibiarkan secara berlebihan. Dan berangkat dari kebenaran tersebut, kita bisa mencari cara untuk berubah.

Dan ofc, seperti kebanyakan eksfoliasi yang bikin kulit cekit-cekit, eksfoliasi pikiran juga bisa menimbulkan perasaan iritasi. Well, hampir setiap perubahan membutuhkan pengorbanan, yekan ?

2. Hydrate (Hidrasi)

Kalau kata skincare enthusiast zaman sekarang, jangan sampai kulit kita over-exfoliated. Karena kulit yang terlalu sering dieksfoliasi malahan akan membuat kulit rusak dan menjadikan kondisi wajah kita semakin parah.

Menurut Gue, pikiran begitu juga. Ketika terlalu keras dengan diri sendiri, kita hanya akan end up, menyakiti diri kita sendiri. Bener ga sih ? Gue yakin banyak dari kita yang insecurity-nya beranak pinak karena pikiran yang kita miliki.

Itu mengapa, kata para skincare expert : Hidrasi adalah kunci. Ketika kita menjaga hidrasi kulit kita dengan baik, maka kulit kita dapat beregenerasi dengan baik pula.

Kalau dicocoklogikan, make sure to be gentle to ourself. Embrace the weakness, celebrate ourself.

Hidrasi pikiran dengan menyelebrasi hal-hal kecil dalam kehidupan.

Its okay dengan diet ketat atau dengan gym session yang padat. But make sure, hal-hal yang kita lakukan membuat kita bahagia. Give yourself a rest.

Bila dalam merawat diri, meminum air adalah cara terbaik untuk melakukan hidrasi. Maka dalam merawat pikiran, bersyukur dan memikirkan hal-hal bahagia adalah cara sederhana untuk tetap menghidrasi pikiran kita.

3. Moisturize (Lembabkan)

Hidrasi membuat kandungan air di kulit tetap terjaga dan itu penting banget dalam membantu meregenerasi kulit. Tapi lebih dari itu, moisturizer (pelembab) pun punya peran penting dalam memperbaiki kulit dan menjaganya. AKAKAKAKAK, really, Gue terdengar kayak skincare enthusiast banget ga sih ?

Yes, moisturizer seperti penjaga yang menjaga segala skincare yang kita taruh di wajah kita agar tidak menguap atau rusak. Simpelnya, percuma aja kalau kita rajin membersihkan dan memperbaiki tapi lalai dalam menjaga. CEILEH.

Sama dengan pikiran.

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan,
karena dari situlah terpancar kehidupan.

Amsal

Gimana ceritanya kita bisa berharap pola pikir kita bisa berubah kalau kita ga melindungi apa yang masuk ke pikiran kita. I mean, apa yang kita harapkan dari pikiran kita kalau yang kita lihat dan dengar setiap hari cuma berita-berita buruk.

Gue ga bilang untuk kita menjadi ignoran terhadap situasi saat ini. Lebih dari itu. Menjaga pikiran adalah dengan tidak menelan mentah-mentah apapun yang kita dengar. Baik hal yang ā€˜baikā€™ ataupun ā€˜burukā€™.


Gue gabisa mengubah cara pandang orang. Tapi Gue punya hak penuh untuk mengubah diri Gue dan cara pandang Gue dalam menyikapi hal-hal yang gabisa Gue kontrol.

Dan seperti halnya skincare yang harus disesuaikan dengan kebutuhan kulit kita, apapun yang kita lakukan sebaiknya sesuai dengan apa yang kita butuhkan.

Skincare dan pola hidup yang tepat akan membuat kulit kita semakin baik kondisinya. Begitu juga dengan pola pikir yang baik akan membuat hidup kita menjadi semakin bermakna.

A/z

Jujur, tulisan ini benar-benar sudah seperti ditulis oleh skincare-enthusiast yang berkedok motivator kehidupan. Tapi tulisan ini sendiri sifatnya begitu personal dan butuh bertahun-tahun hingga Gue bisa menulis tentang kegelisahan Gue yang satu ini.

Btw, if you still read this line, well thankyou.

Dan kalau tertarik membaca postingan lain terkait #Apayggwpelajaridi20s bisa klik salah satu link ini :

#1 Kita tidak perlu menjelaskan semuanya ke semua orang
#2 Manusia bisa beradaptasi
#3 Hati-hati dengan FOMO
#4 Kebaikan Menarik Kebaikan
#5 Rest Before Stress

See you on the next post ^^

Penulis: A/z

A mild Arian. Strolling around in tx office, and sometimes, in my own messy mind. Catch me up on ig : @aendreii

Tinggalkan komentar